BELAJAR DARI INSURGENT (2015)
Insurgent (2015)
Film
berjudul Insurgent rilisan Maret 2015 ini diangkat dari novel kedua dalam
trilogi novel karya Veronica Roth, salah satu penulis kenamaan dari Amerika
Serikat. Novel pertamanya berjudul Divergent dan edisi finalnya berjudul Allegiant.
Film
pertama dalam trilogi ini mengambil judul sama dengan novelnya dan begitu pula
halnya dengan film ketiganya. Namun, untuk film ketiga, diberi tambahan kata
‘bagian 1’, karena seperti novel-novel young adult lainnya, jilid penutup
dibikin menjadi dua film.
Dalam
cerita Divergent, Kota Chicago masa depan telah jauh berubah dibandingkan masa
sekarang. Setelah perang nuklir yang merusak Planet Bumi, Chicago menjadi suatu
kota metropolitan yang terbagi ke dalam lima distrik berdasarkan kepribadian
masing-masing individunya, yaitu: Abnegation (peduli / melayani), Dauntless
(pemberani), Candor (jujur), Amity (pendamai / mengasihi), dan Erudite
(cerdas).
Ada
segelintir orang yang tidak cocok kemana pun dan sesungguhnya memiliki kualitas
kepribadian yang mencakup seluruh tipe kepribadian tersebut, yang disebut
sebagai Divergent. Mereka ini dipandang sebagai orang-orang bermasalah yang
akan merusak kehidupan di kota tersebut, dan terancam diskriminasi dan hukuman
mati. Beatrice ‘Tris’ Prior (Shailene Woodley) adalah salah satu dari mereka.
dia dan sesama Divergent lainnya menjadi target hukuman dari pihak Erudite yang
dipimpin oleh Jeanine Matthews (Kate Winslet) yang memimpin kota tersebut.
Melanjutkan
konflik dalam film pertamanya, Insurgent menceritakan usaha Tris, kekasihnya
Tobias ‘Four’ Eaton (Theo James), dan rekan-rekan mereka yang kebanyakan dari
distrik Dauntless dalam melawan sistem pemerintahan Jeanine dan kelompoknya. Saat
itu, Tris menjadi incaran Jeanine karena ternyata hanya Divergent murnilah yang
akan berhasil membuka suatu kotak berisi pesan rahasia dari leluhur mereka
ratusan tahun sebelumnya.
Akhirnya,
Tris memutuskan untuk menyerahkan diri dan setelah melalui lima tes berdasarkan
masing-masing tipe kepribadian, dia berhasil membuka kotak tersebut.
Setelah
menonton Insurgent, jujur saja, saya benar-benar
merasa menyesal mengapa tidak menonton film tersebut di bioskop. Film
kedua ini justru sangat bagus dan begitu kuat dalam penyampaian nilai moralnya.
Film ini mengajarkan bahwa beberapa dari kualitas
kepribadian yang wajib dimiliki oleh setiap orang adalah cinta tanpa
mendiskriminasi, kejujuran, dan memaafkan.
Saya
setuju jika kejujuran bukanlah suatu hal mudah, namun hidup
bukan tentang melakukan apa yang mudah tapi melakukan apa yang benar.
Banyak orang memilih berbohong untuk kenyamanan diri dan menghindari dampak
yang mungkin terjadi dari bersikap jujur. Akibatnya, mereka merasakan tekanan,
kekhawatiran, dan ketidakbebasan.
Kejujuran memang mensyaratkan keberanian untuk menghadapi
segala efek yang akan terjadi, namun kejujuran akan membebaskan anda dan
memberi kelegaan, kebahagiaan, dan penerimaan. Orang-orang mengetahui apa
adanya diri anda dan mereka menerima serta mencintai anda apa adanya, itulah cinta
sejati.
Setiap manusia memiliki sisi baik dan sisi buruk, dan
tidak ada orang yang tidak berbuat salah. Jadi, apapun kesalahan yang
telah terwujud dan separah apapun konfliknya, memaafkan tetaplah menjadi suatu
hal yang semestinya kita lakukan, sekalipun terkadang hal ini membutuhkan
waktu.
Lebih lanjut, film ini juga mengajarkan bahwa
kesuksesan sejati akan terjadi pada mereka yang telah mengalami peningkatan
kualitas kepribadian. Seperti halnya Tris yang berhasil menjadi penyelamat dan
pembaharu kotanya setelah lulus dalam ujian beragam kepribadian.
Erwin says:
Jika anda masih sedang berjuang untuk
impian-impian anda dan masih saja mengalami kegagalan–kegagalan, teruslah
berjuang dan cobalah untuk menemukan nilai-nilai positif dari momen perjuangan
anda. Anda akan menemukan bahwa salah satu nilai positifnya adalah kesempatan
untuk anda memperbaiki diri, menambah karakter-karakter baik anda dan
mengurangi yang buruk-buruknya. Setelah anda meningkatkan kualitas kepribadian,
anda akan siap untuk menerima kesuksesan sejati.
ERWIN
Memaafkan berarti menghadiahkan kebahagiaan kepada
diri sendiri dan orang lain.
ERWIN KUMADJAWA
Komentar
Posting Komentar